Indonesia
Gamereactor
review
Crash Bandicoot: On the Run

Crash Bandicoot: On the Run! - Review

Kami menjajal petualangan Crash di dalam spin-off endless runner mobile.

HQ
HQ

Dengan kebangkitan seri Crash Bandicoot setelah peluncuran dari N.Sane Trilogy pada 2016 lalu, ia telah mendapatkan iterasi baru, termasuk salah satunya adalah sebuah spin-off mobile. Crash: On the Run! adalah sebuah endless runner yang berusaha untuk menangkap visual dan rasa dari game konsol sang marsupial ini, yang dikembangkan oleh King, developer dari Candy Crush Saga. Game ini sudah tersedia sekarang juga di Android dan iOS, dan bisa diunduh secara gratis.

Game-game Crash memang tidak dikenal akan narasinya, tetapi di On the Run, hal itu menjadi lebih tipis lagi, karena sinopsis plotnya saja yang tersedia untuk menautkan permainan dengan apa yang sedang terjadi. Di ceritanya, Dr. Neo Cortex melakukan rencana jahat sekali lagi dan ia memanggil para penjahat bawahannya untuk mengambil dimensi lain sebanyak mungkin. Bermain sebagai Crash dan adiknya Coco, kamu harus menghentikan mereka dan mengembalikan para penjahat itu ke dimensi asalnya.

Crash: On the Run! berjalan layaknya endless runner pada umumnya, di mana kamu tidak memiliki kontrol atas kecepatan Crash dan kamu bisa berganti-ganti lajur (ada tiga) dengan menyapu layar ke kanan dan ke kiri. Lajur-lajur ini berisi bermacam rintangan, yang harus kamu lompati, meluncur lewat bawah, atau hancurkan dengan gerakan berputar. Kontrolnya sangat mudah untuk dikuasai, dan game ini tidak terasa terlalu sulit karena ada peti checkpoint layaknya di seri utamanya, yang memungkinkan kamu menyimpan progres.

Ini adalah iklan:

Gameplay-nya dibagi atas tiga bagian. Kamu akan bertarung melawan musuh-musuh dan bos-bos, menciptakan item baru, dan melakukan pengambilan sumber daya. Untuk bisa melanjutkan permainan, kamu harus mengalahkan sejumlah bos dan semua pasukannya. Namun, sebelum kamu bisa melakukan itu, kamu harus memiliki senjata yang tepat. Masing-masing musuh dan bos memiliki senjata sendiri-sendiri untuk mengalahkan mereka. Barang-barang ini bisa dibuat menggunakan material-material yang kamu dapatkan dari pengambilan sumber daya alias supply run.

Crash Bandicoot: On the Run

Pertarungan bosnya sendiri lebih berfokus pada aksi. Kamu harus berpindah-pindah lajur untuk menghindari serangan mereka dan melemparkan bom untuk mengurangi nyawanya. Penjahat-penjahat ternama di seri ini seperti Dingodile, Fake Crash, dan Nitrus Brio muncul di sini, bahkan beberapa musuh kecil dari Crash 1 seperti Lab Assistants mendapatkan sorotan di sini, begitu juga dengan topeng-topeng elementar dari Wrath of Cortex. Pertarungan-pertarungan ini, meskipun seru di awal, langsung terasa repetitif dengan cepat. Kamu akan selalu menyerang musuh dengan cara yang sama, dan para bos serta musuh akan muncul lagi dengan hanya sedikit variasi dalam pergerakan dan desain mereka.

Meskipun saya merasa gameplay-nya adiktif, progresnya terasa sangat lambat kecuali kamu rela untuk mengeluarkan uang. Senjata yang kamu buat bisa menghabiskan waktu 20 menit pembuatan, dan material yang kamu butuhkan baru tersedia banyak belakangan. Karena itu, progres bisa terasa stagnan dan bisa membutuhkan sejam di bagian-bagian lanjut hanya untuk melawan seorang musuh. Setelah mencapai bos keenam, kesabaran saya langsung pudar dan saya kehilangan ketertarikan untuk terus masuk ke game demi menyiapkan material.

Ini adalah iklan:

Mengkritik game mobile free-to-play atas transaksi mikronya mungkin sedikit tidak adil, tetapi mereka diimplementasikan dengan cara di mana kamu merasa dirugikan jika tidak membayar. Dengan menggunakan mata uang premium berubah kristal ungu, terasa bahwa selalu ada jalan pintas untuk semuanya. Contohnya, kristal-kristal ini bisa digunakan untuk menghidupkan karaktermu kembali ketika mati atau untuk mendapatkan item apapun yang dibutuhkan untuk membuat senjata. Penawaran pembelian yang ada pun terasa mengganggu karena mereka dipampangkan setiap kali kamu menyelesaikan sebuah permainan dan kembali ke layar peta.

Crash Bandicoot: On the Run

Namun, sesuatu yang saya sukai dari game ini adalah seberapa setianya On the Run! terhadap seri Crash Bandicoot. Level-level yang kamu lalui memiliki tema yang sam dengan petualangan klasik Crash dan banyak soundtrack klasik bisa didengar kembali. Skin yang bisa dibeli juga berasal dari seluruh seri, seperti Biker Crash dari Warped dan Blue Hyena Crash dari Nitro-Fueled menjadi dua favorit saya. Intinya, game ini tidak terasa seperti sebuah spin-off murahan, dan menyenangkan untuk melihat banyak momen-momen nostalgia.

Saya juga bisa dengan jujur berkata bahwa ini adalah salah satu game mobile dengan grafis terbaik yang pernah saya mainkan (saya memainkannya di Sony Xperia 5 II). Visualnya disajikan dengan banyak warna. Efek bayangan dan cahayanya terlihat sangat impresif untuk sebuah game mobile. Tentu saja, kita tidak akan membandingkannya dengan Crash Bandicoot 4 dan N.Sane Trilogy, tetapi tidak ada perbedaan sangat jauh antara mereka.

Ia mungkin bisa menyajikan permainan yang setia terhadap sumber materinya, tetapi Crash: On the Run! terasa terlalu penuh dengan transaksi mikro dan gameplay repetitif untuk pantas dimainkan. Tanpa membayar, saya merasa sangat tidak diuntungkan, dan grinding untuk mengumpulkan item dan menciptakan senjata terasa sangat membosankan. Ia memang memperlihatkan potensinya, dengan grafis yang impresif untuk sebuah game mobile. Ia juga diciptakan oleh para penggemar dari seri ini. Transaksi mikro juga sebenarnya wajar saja ada, tetapi ia terlalu mengganggu untuk bisa diabaikan.

Crash Bandicoot: On the RunCrash Bandicoot: On the Run
HQ
05 Gamereactor Indonesia
5 / 10
+
Setia terhadap materi sumber. Grafisnya sangat impresif. Gameplay utama adiktif.
-
Transaksi mikro sangat mengganggu. Bos dan musuh terasa repetitif.
overall score
ini adalah skor dari jaringan kami. Bagaimana dengan kamu? Skor jaringan adalah rata-rata dari skor setiap negara

Teks terkait



Loading next content