Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba - The Hinokami Chronicles - Review

Dalam beberapa minggu, musim kedua dari anime ini akan dimulai di Eropa dan untuk memperluas franchise media secara internasional, CyberConnect2 diminta untuk membuat video game lengkap dari materi anime milik studio produksi ternama Ufotable. Dalam beberapa tahun ke belakang developer dari game Naruto Shippuden: Ultimate Ninja Storm telah dispesialisasikan untuk proyek berlisensi, namun sudah lama mereka tidak meng-upgrade formula spesifik ini.

Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba - The Hinokami Chronicles merupakan adaptasi langsung dari seri anime dan manga Jepang. Mengisahkan tentang seorang lelaki muda bernama Tanjiro, yang keluarganya dibunuh oleh iblis. Hanya adik perempuannya Nezuko yang selamat, namun diubah menjadi iblis oleh sang pelaku. Dalam perjalanan mencari penyembuh, Tanjiro mendaftar untuk dilatih sebagai pembasmi iblis, sehingga ia dapat membalaskan sang pelaku sambil melindungi adiknya.

The Hinokami Chronicles meringkas delapan manga pertama (dari total 23) yang ditulis oleh Koyoharu Gotouge. Dalam game ini kita mengikuti Tanjiro dalam pelatihannya, mengenal rekan-rekannya dan menyaksikan petualangan pertama dari pahlawan kita. Game ini berakhir pada alur cerita Mugen Train yang filmnya ditayangkan tahun lalu Dengan setiap babak yang berdurasi satu jam, alur cerita cukup berfragmen dan dipersingkat. Kepelikan dari plot, berikut dengan pemikiran dan impresi dari tiap tokoh penting, akan tersedia di akhir tiap babak. Meskipun itu mungkin tidak sesuai untuk para fans berat namun menjadi keuntungan untuk menggabungkan kompleks tematik bersama

The Hinokami Chronicles adalah sebuah 3B beat 'em Up yang memperkenalkan kita pada banyak karakter yang ditemui Tanjiro hingga titik cerita ini. Terdapat 18 petarung secara total untuk dimainkan, namun kebanyakan mereka hanyalah variasi dari orang yang sama. Contohnya, CyberConnect2 telah mengimplementasikan beberapa dari sketsa mini "Kimetsu Academy" (di mana para pemeran menikmati keseharian sebagai siswa sekolah). Fitur ini tersedia setelah game ditamatkan, namun selain dari animasi finisher dan skin baru, pada dasarnya mereka adalah karakter yang sama. Dalam beberapa minggu dan bulan ke depan akan ada enam karakter baru yang akan bergabung, yaitu para iblis yang sudah pernah kita temui sepanjang game.

Jika melihat Demon Slayer: The Hinokami Chronicles hanya sebatas sebagai game fighting, mungkin akan terasa agak dangkal. Saat bertarung sebaiknya kita menghindari deretan serangan musuh karena akan sulit menghentikannya begitu terkena. Menangkis menjadi hal yang penting karena menghindar membutuhkan ketepatan waktu dan posisi, yang sulit untuk dilakukan dibanding serangan balik yang sederhana karena sudut kamera yang berubah. Selain itu, beberapa karakter terasa terlalu kuat, sehingga kita akan lebih sering bermain dengan kekuatan musuh dibandingkan dengan mengatur alur permainan kita sendiri. Secara keseluruhan, game ini dirasa lebih ditujukan pada para pemain baru yang sepertinya akan menikmati permainan.

Yang paling mencolok dari The Hinokami Chronicles adalah presentasi yang kuat, banyak hal yang sangat mendekati templat dari gaya anime. CyberConnect2 menangkap teknik pernapasan yang mistikal dari Demon Slayer dengan sangat grafis, memberikan potret yang menakjubkan. Tampilan yang ringkas dari originalnya ditangkap dengan baik dari beragam adegan, seperti adegan quick-time yang memukau saat mengakhiri pertarungan bos - yang menjadi khas dari CyberConnect2. Rekap narasi dan pengungkapan cerita yang diambil dari ataupun didampingi gambar dari anime asli. Dengan alasan lisensi, terdapat banyak potongan muncul untuk para pemain - jadi ada baiknya untuk mematikan notifikasi saat bermain.

Sebagai tambahan dari pertarungan dan skenario cerita pasif, Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba - The Hinokami Chronicles juga memungkinkan kita untuk bergerak dalam area 3D sempit yang dimodelkan dari setelah adegan yang telah dijelajah Tanjiro dan temannya di perjalanan mereka. Dari sudut pandang fans, sudah tentu menarik untuk mengeksplor villa penuh iblis atau gunung Natagumo sesuai dengan alurmu sendiri, namun terlalu padat untuk membuatnya menghibur. Area ini bukanlah sorotan visual dan selain mengumpulkan benda-benda yang kita lakukan hanyalah bertemu musuh, yang tidak dirasa sebagai aset dari game ini.

Cukup banyak kekurangannya, namun bisa dipastikan bahwa cerita memiliki momen-momen mengesankan bahkan dengan bentuk berfragmen seperti ini. Menyampaikan narasi tentu menjadi tugas utama dari game ini dengan sistem pertarungan yang cepat dan bagian 3D CyberConnect2 untuk dieksplor memberikan sentuhan menarik. Dari segi gameplay, game ini mungkin tidak memberikan hal baru dan fans bisa saja mengeluhkan potongan cerita, namun game ini pastinya akan menambah perhatian pada seri Demon Slayer sendiri. Namun, dari sepuluh jam permainan, kita bisa saja menonton animenya, menurut saya.