Indonesia
Gamereactor
artikel
Metroid Dread

GOTY 2021: #1 - Metroid Dread

Dread adalah kepulangan yang meriah ke akar 2D seri ini.

HQ
HQ

Sony mungkin telah meraih tahta tahun lalu lewat The Last of Us: Part II, namun tahun ini Nintendo-lah yang telah merangsek naik. Tentu, 2021 dengan banyaknya penundaan telah secara umum menjadi salah satu tahun terlemah, namun keunggulan Metroid Dread tetaplah akan bersinar terang, tak peduli kapan ia diluncurkan. Kepulangan ke akar 2D seri ini penuh ketegangan, dan dunia aliennya terasa amat luas cakupannya dan di saat yang sama, didesain dengan amat baik.

Pertama-tama, satu aspek yang membuat kami dan banyak pemain lain jatuh cinta pada Dread adalah pengaruh horor survival-nya. Saat Samus berusaha kembali ke pesawatnya, ia dibuntuti oleh robot yang dikenal dengan nama E.M.M.I, yang sangat ingin mengekstrak DNA Metroid-nya. Untuk melepaskan diri dari monster-monster ini kamu harus bertindak cepat atau diam-diam menggunakan Phantom Cloak. Dan jika kamu gagal, hukuman beratlah yang menanti, karena kamu akan melihat Samus ditusuk dengan brutal. Meski mereka datang secara regular, sekuens pengejaran ini tidak terasa membosankan juga, karena tiap E.M.M.I memiliki kemampuan unik yang akan mereka gunakan untuk mengejarmu.

Desain level di sini pun sangat bagus, dengan planet ZDR yang memiliki hutan lebat, daerah-daerah beku, dan area-area penuh lava cair yang bisa kamu jelajahi. Peta di sini amatlah luas, dan sedikit demi sedikit akan bisa dijelajahi setelah kamu melawan bos satu persatu dan membuka kemampuan-kemampuan baru. Melihat petanya, mudah sekali merasa kewalahan karena ukurannya yang besar, namun peta ini telah didesain dengan sangat baik dan kamu akan selalu dipandu oleh kemampuanmu yang terbaru. Bahkan jika kamu menemukan dirimu sendiri berputar-putar saja, ada banyak kolektibel dan wadah misil tersembunyi yang bisa kamu cari, jika kamu punya alat yang tepat.

Ini adalah iklan:

Jumlah kekuatan yang kamu bisa akses melebihi apa yang sebelumnya terlihat di titel-titel Metroid 2D, dan ini artinya kamu akan terus diberikan cara baru untuk berinteraksi dengan dunianya. Hal ini membuat perkelahian terasa amat beragam pula, karena kamu punya banyak cara untuk menyakiti lawan dan menghindar dari proyektil mereka. Penguasaanmu akan kemampuan-kemampuan ini akan paling dites saat bertemu dengan bos. Saat melawan Experiment Z-57 misalnya, kamu harus menarget anggota tubuhnya menggunakan roket dan bergulung untuk menghindari gelombang proyektil.

Dread juga mencetak skor tinggi dalam presentasi, dengan visualnya yang menawan mempromosikan kemampuan model OLED Switch. Game ini mungkin memang mengambil perspektif 2D, namun level detail yang ditampilkan dengan latar aliennya yang aneh akan membuat mulut menganga. Cutscene 3D-nya juga adalah salah satu visual terbaik di Switch, dan bagaimana Mercury Steam berhasil menggabungkannya dengan segmen-segmen 2D benar-benar impresif. Dengan industri game yang hampir sepenuhnya meninggalkan 2D, rasanya menyegarkan melihat game dengan gaya ini dikembangkan dengan anggaran AAA di perangkat keras modern.

Dread menemukan dirinya di jajaran Animal Crossing: New Horizons dan Super Smash Bros. Ultimate sebagai salah satu game yang wajib dimiliki untuk Nintendo Switch. Kembali ke gaya yang terinspirasi retro di era gaming 4K memang sebuah risiko untuk Mercury Steam, namun untungnya, desain level dan presentasinya setara dengan beberapa petualangan terakbar Samus. Level polesannya yang menyeluruh membuat game ini layak mendapat titel Game of the Year dari kami, dan kami pun berharap bahwa Metroid Prime 4 tidak akan kalah spesialnya.

Metroid Dread
Ini adalah iklan:

Teks terkait

0
Metroid DreadScore

Metroid Dread

REVIEW. Ditulis oleh David Caballero

Banyak proses yang dilalui dalam pembuatan Metroid 5, dan semua terbayarkan.



Loading next content