Zombie Army 4: Dead War - Hands-On

Pada bulan Desember kami berkesempatan untuk melihat lebih dekat Zombie Army 4: Dead War di sebuah acara pratinjau di Berlin/ Ketika kami berada di sana, kami berhasil membunuh beberapa ratus tentara mayat hidup Nazi dalam versi yang hampir selesai. Alur Dead War yang absurd membawa kita kembali ke tahun 1946, tetapi dalam sejarah alternatif ini, Perang Dunia 2 masih berkecamuk. Orang-orang Nazi yang sial itu tidak kalah dalam realita alternatif ini, dan terlebih lagi, mereka telah mengorbankan kemanusiaan mereka yang tersisa untuk menyiksa dunia tanpa akhir sebagai mayat hidup. Narasi gila ini dijejali dengan pseudo-sains interdimensional, portal iblis, dan fantasi gaib yang absurd - ini juga merupakan alasan yang bagus untuk menembak musuh-musuh yang sangat jahat yang tidak berhak mendapatkan apa pun selain kematian.

Co-op shooter baru ini mengingatkan kami pada pendahulunya dan karena itu, inovasinya tidak segera terlihat. Satu hal yang kami perhatikan adalah bahwa desain dan arsitektur peta memiliki nuansa nostalgia dan kadang-kadang itu membuat kami berpikir tentang game hebat di genre ini seperti Left 4 Dead. Pemain harus melakukan misi kecil di area yang saling terhubung, berusaha untuk membuka kunci akses ke zona aman berikutnya sehingga, bersama dengan teman-teman mereka, mereka dapat mengambil nafas. Lalu kita kembali lagi menembak zombi Nazi, seperti yang kamu harapkan.

Salah satu area kunci yang telah diperluas jika dibandingkan dengan game developer ini sebelumnya, Strange Brigade, adalah skill yang tersedia untuk karakter. Misalnya, ada serangan jarak dekat yang membunuh zombie normal dengan satu pukulan, tetapi hanya ketika itu terisi penuh. Jika skill digunakan selama cooldown, itu menjadi tidak begitu efektif. Kami juga menemukan fitur baru dalam bentuk sistem progresi yang terkait dengan loadout senjata kami. Rebellion memperkenalkan item elemental sepanjang misi dan tampaknya telah melakukan upaya besar dalam hal item-item yang bisa dibuka. Jika kamu menyelesaikan semua tantangan yang terkait dengan senapan, misalnya, kamu akan menerima peningkatan kerusakan permanen yang juga memengaruhi senapan dan alat lainnya, yang seharusnya membantu memberi insentif kepada pemain untuk mencoba berbagai senjata dan fasilitas berbeda.

Pada Sniper Elite 4 (2017), sang developer memperkenalkan mode mirip Horde untuk menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan dalam hal gunplay. Kami juga menemukan inti yang sama di Zombie Army 4: Dead War dan ada sejumlah perangkat taktis yang akan membantu kamu mengendalikan para zombi. Kawat listrik, ranjau, dan granat mungkin tidak diperlukan di daerah yang lebih kecil, tetapi Rebellion memiliki kemampuan untuk mengubah momen yang tampaknya aman menjadi kekacauan murni dalam sekejap mata. Kami juga melihat sejumlah tipe zombie yang dengan cepat menjadi sulit untuk ditangani, dan pemain yang terisolasi mungkin menemukan diri mereka di bawah tekanan kuat jika mereka menyimpang terlalu jauh dari grup. Ngomong-ngomong, jika salah satu sekutu kamu mati dan tidak bisa diselamatkan tepat waktu, mereka akan muncul kembali di pos pemeriksaan berikutnya. Namun, mayat mereka juga akan hidup kembali dan bergerak melintasi medan perang sebagai zombi.

Seperti yang kamu lihat, gameplay yang terinspirasi oleh Sniper Elite tidak berubah secara dramatis sejak iterasi terakhirnya. Yang menarik perhatian kami adalah bagaimana developer telah meningkatkan nilai-nilai produksi yang mengelilingi inti itu. Untuk mendemonstrasikan efek petir yang dirombak, kami diundang untuk memasuki bunker yang gelap di mana lampunya mati dan kami harus mempertahankan diri dari gerombolan musuh sambil membuat generator menyala dan berjalan kembali. Kami sedikit terkejut pada seberapa banyak kami harus mengawasi amunisi tetapi sebaliknya, Zombie Army terbaru adalah pengalaman yang sangat akrab.

Meski begitu, developer telah menunjukkan kecerdikan lebih dalam hal bahaya lingkungan karena kita sekarang dapat mengaktifkan jebakan untuk menjaga para zombie lebih jauh dari kita. Di satu level, misalnya, kami menjatuhkan sebuah lampu gantung ke beberapa Nazi yang merayap di bawahnya. Di lokasi lain, ada helikopter rusak yang menjadi perangkap yang, ketika diaktifkan, menyeret musuh kita ke dalamnya. Fitur-fitur lingkungan interaktif semacam ini mungkin bukanlah hal baru bagi para pemain, namun elemen-elemen kecil ini memang membantu memperkaya pengalaman keseluruhan.

Setelah sesi co-op kami dengan para developer, mereka berbicara kepada kami tentang beberapa ide menarik yang mereka miliki. Kami melihat tank yang melaju melalui satu level tertentu - semacam minibus bermotor - dan kendaraan itu mengingatkan kami pada adegan perang dari Death Stranding karena desainnya yang gemuk dan aneh. Di tempat lain, kamu mungkin akan menemukan hiu zombi yang sangat besar (yang mungkin sudah kamu lihat di bonus pre-order game ini). Dari yang terlihat, tim developer tampaknya sedang bersenang-senang dengan ide-ide kreatif yang pada gilirannya membantu pemain mendapatkan pengalaman yang unik dan memuaskan.

Itu, sebenarnya, adalah inti dari apa yang kami ambil dari bermain Zombie Army 4: Dead War. Rebellion telah bekerja pada inovasi skala kecil dan skenario segar dari franchise yang sudah solid ini. Jika kamu menikmati game shooter co-op dari studio ini, maka kamu mungkin akan bersenang-senang dengan game yang satu ini pula. Tantangan dan event mingguan dimaksudkan untuk membuat para pemain sibuk selama beberapa waktu setelah peluncuran, namun akhirnya inovasi tampaknya terbatas dalam hal ruang lingkupnya dan apa yang kami lihat di Berlin tidak jauh dari apa yang kami mainkan di masa lalu. Entri berikutnya dalam seri ini adalah pengulangan dari formula yang sudah dikenal, tetapi karena developer tampaknya belum kehabisan ide, kami tetap optimis dan berharap untuk bermain lebih banyak pada 4 Februari , saat game ini mendarat di PC, PS4, dan Xbox One.